Sistem Digital Pada Penyiaran TV

1. Mengapa Digital
Ada beberapa alasan mengapa sistem digital nantinya menjadi sistem yang diperlukan terutama berkaitan dengan penyiaran TV digital. Berikut ini beberapa alasan yang mendasari perlunya migrasi ke sistem TV Digital
A. Efesiensi spektrum frekuensi
dengan mengemplementasikan TV Digital maka dengan satu kanal frekuensi bisa digunakan sekaligus untuk beberapa progam siaran. dari segi efisiensi penggunaan kanal, jelas sistem TV Digital jauh lebih efisiensi dibandinkan siaran TV Analog yang mensyaratkan satu kanal hanya bisa untuk satu program siaran. Untuk memperlihatkan seberapa efisien pemakaian spektrum frekuensi pada siaran TV Digital dapat dilihat pada gambar 2.1
B. Kualitas, Keandalan
Kualitas siaran dari TV Digital jauh lebih baik bila dibandingkan dengan siaran TV Analog, Berdasarkan penelitian, siaran TV Digital bebas dari Derau, sehingga kualitas gambar dan ke andalan siaran TV Digital jauh lebih baik.
C. Kompatibilitas
Dengan TV Digital Maka beberapa Standar siaran TV Analog seperti NTSC, PAL maupun Secam dapat disiarkan dalam satu format, MPEG-2, yang merupakan salah satu format standar untuk siaran TV Digital di dunia.
D. Skalabilitas
Denagan siaran dalam bentuk Digital dimungkinkan meningkatkan lebar layar televisi, dari bentuk layar standar yaitu SDTV (Standar Devinition TV) ke EDTV (Enhanced Definition TV) atau bahkan layar yang lebih lebar lagi (Format 16:9) seperti HDTV (High Devinition TV) (Gambar 2.2)
1. Digitalisasi Sitem Penyiaran TV Analog
Gambar 2.3 memperlihatkan contoh blok diagram fungsi pada pemancar Digital. Perbedaan dengan pemancar TV Analog adalah pada proses pengodean sumber dan multiflexing atau pada pengodean kanal, sedangklan transmisinya tergantung standar sitem siaran TV Digital yang digunakan. Komponen yang tidak mengalami perubahan mendasar adalah komponen RF, walau untuk spesifikasi yang lebih optimal harus disesuikan dengan karakter transmisi digital.
Pada sistem siaran TV Digital, Sumber Video (Audio dan Video Sebagai hasil dari proses yang dilakukan di studio) dikodekan menjadi data digitan sesuai standaryang digunakan untuk dijadikan program TV yang akan disiarkan. selanjutnya apabila ada beberapa program maka program-program tersebut di- multiplex untuk bisa disiarkan melalui pemancar menggunakan kanal yang tersedia. Dengan menggunakan multliplex 1 kanal bisa digunakan bersamaan sesuai dengan jumlah program yang akan disiarkan, dan data yang keluar dari blok multiplex ini merupakan data digital. Selanjutnya dibagian modulator data tersebut dimodulasi secara digital sehingga siyal yang keluar dari pemancar merupakan sinyal yang termodulasi secara digital. Pada Siaran TV Analog, sinyal komposit dipancarkan sebagai sinyal AM dan sinyal Audionya dipancarkan sebagai sinyal FM yang keduanya merupakan sinyal termodulasi Analog.
2. Sistem Kompresi Video dan Audio Digital

Kompresi adaalah suatu kompresi kebalikan dari suatu data ke suatu format yang membutuhkan bit yang lebih sedikit. kompresi dilakukan supaya data dapat disimpan atau ditranmisikan secara lebih efisien. Ukuran data dalam bentuk telah terkpmpres (Compress, C) relatif terhadap ukuran aslinya (Original,O) dikenal dengan rasio kompresi (R=C/O). Jika kebalikan proses, yaitu dekompresi, menghasilkan bentuk replika dari data aslinya maka kompresi merupakan lossess, Lossy compression, biasanya diaplikasikan pada data gambar yang tidak dimungkinkan menghasilkan reflika dari gambar aslinya, tetapi mempunyai rasio kompresi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, Lossy compression hanya dimungkinkan dengan suatu pendekatan dari pembangkitan gambar aslinya. Untuk kompresi gambar, keakuratan dari pendekatan ini umumnya menurun dengan meningkatnya rasio kompresi. Teknik-tekni kompresi yang digunakan untuk sistem digital dapat dikatagorikan kedalam tiga kelompok utama yaitu [Collin]:
* Teknik kompresi yang dapat diaplikasikan untuk semua jenis data.
* Teknik kompresi interframe yang digunakan pada gambar.
* Teknik kompresi interframe yang digunakan pada deretan gambar
3. Teknik-teknik Kompresi Interframe

Kompresi interfreme merupakan kompresi yang diaplikasikan ke sederetan frame video. Secara umum, relatif sedikit perubahan yang terjadi dalam frame video ke frame berikutnya. Kompresi interfram mengekploitasi persamaan antar frame yang berurutan yang dikenak dengan redudansi sesaat, untuk mengurangi ukuran data yang diperlukan untuk menggambarkan deretan. Ada beberapa teknik kompresi interframe dengan kompleksitas yang bervariasi, yang kebanyakan berusaha untuk lebih efisien menggambarkan deretan dengan menggunakan kembali frame penerima untuk membentuk frame baru.
4. Standar industri
Seiring denagan kecenderungan teknologi siaran TV yang akan mengarah kesiaran TV Digital dengan berbagai keunggulan, kalangan industri perlu membuat suatu standar kompresi yang dapat dijadikan acuan untuk membuat format siaran digital dengan kualitas andal. Selain itu, standar yang dibuat harus dapat saling beroperasi satu sama lainnya. Terdapat banyak pilihan standar industri, dan masing-masing memiliki ciri khas khusus yang kekhususan tersebut tidak akan sama antara satu standar dengan standar yang lain, misal dalam hal aplikasi yang didukung dan laju bit yang bisa dilayani.
Berikut ini dijelaskan beberapa standar industri untuk kompresi Audio dan Video digital.
MPEG
Moving Picture Experts Group (MPEG) merupakan salah satu kelompok kerja ISO/IEC, yang dibentuk pada tahun 1988, untuk mengembangkan standar format audio dan video digital. Setiap standar kompresi dirancang untuk aplikasi bit tertentu.
JPEG
JPEG Singkatan dari Joint Photografhic Experts Group dan standar ISO/IEC 10918. JPEG merupakan teknik kompresi yang bersifat lossy yang digunakan untuk gambar-gambar full color atau gray scale, dengan mengekploitasi kenyataan bahwa penglihatan manusia tidak akan mampu melihat perubahan warna yang kecil.
DV

Digital Video merupakan format digital resolusi tinggi yang digunakan pada camera video dan camcorder. Standar ini menggunakan DTC untuk mengkompres data pixel dan merupakan bentuk kompresi lossy. stream video yang dihasilkan dikirim dari perangkap perekam melalui Fire Wire (IEEE 1394). Fire wire ini merupakan suatu serial bus dengan kecepatan tinggi untuk dapat mentransfer data hingga 50 Mbps.
H.261
H.261 merupakan standar International Telecommunication Union (ITU) yang dirancang untuk
komunikasi dua arah seperti video comferencing pada saluran ISDN (integrated Services Digital Network) dan mendukung laju data yang merupakan kelipatan dari 64 Kbps. Algoritma ini berdasarkan pada DCT, dan dapat mengempletasikan baik pada perangkat keras maupun pada perangkat lunak serta menggunakan teknik kompresi intarframe dan interframe. H.261 mendukung resolusi CIF (Common Intermediate Format) dan QCIF.
H.263
H.263 merupakan standar kompresi pada standar H.261 dengan beberapa peningkatan kinerja yang akan memperbaiki kualitas video melalui modem. Standar ini mendukung resolusi yang dipakai pada video konferensi yaitu CIF.
H.264
Standar ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 2003 [ITU-T,2002], [Richardson,2007], standar ini merupakan rekomendasi H.264 yang dikeluarkan oleh ITU-T dan ISO/IEC yang mengenai Avanced Video Coding for Audiovisual Service. Standar ini dibentuk berdasarkan konsep standar -standar sebelumnya seperti MPEG-2 dan MPEG-4 Visual, yang menawarkan potensi efisiensi kompresi lebih baik serta fleksibilitas dalam proses kompresi, pengiriman dan penyipanan video. H.264 dapat menyampaikan kualitas yang sama seperti MPEG-2 tapi dengan lebar pita yang lebih sedikit.
Kompresi DivX

DivX merupakan suatu perangkat lunak yang nenggunakan standar MPEG-4 untuk mengkompresi video digital, sehinggah dapat diunduh (Download) melalui koneksi modem DSL/Kabel dalam waktu yang singkat tampa mengurangi kualitas gambar visual.